Jejak Sejarah Di Rumah Adat Cut Meutia

Details
Title | Jejak Sejarah Di Rumah Adat Cut Meutia |
Author | Buk Mimid |
Duration | 1:55 |
File Format | MP3 / MP4 |
Original URL | https://youtube.com/watch?v=am5w4d_FjYM |
Description
Cut meutia adalah salah seorang pahlawan wanita nasional dari Aceh Utara, selama 20 tahun ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda di wilayahnya. Dari rumah nya inilah beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan melawan Belanda. Namun sayangnya beliau telah meninggal dunia pada tangal 25 Oktober 1910, Cut Meutia tertembak oleh salah satu serdadu Belanda disekitaran hulu sungai Peutoe, saat sedang bertempur melawan tentara Belanda. Rumah Cut Meutia ini berada di Desa Mesjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara. Rumah Adat Cut Meutia ini dibangun kembali dan di beri pagari atau di beri pagar oleh Pemerintah Aceh sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan Wanita Nasional dari Aceh ini. Untuk menuju ke lokasi rumah Cut Meutia ini, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Desa ini terletak kurang lebih sekitar 33 kilo meter dari kota Lhoksumawe. Rumah Cut Nyak Meutia ini berbentuk rumah panggung, dan arsitekturnya sesuai dengan kekhasan rumah Aceh pada dulunya. Ketinggian lantainya dari tanah sekitar tiga meter. Jadi, untuk bisa masuk kerumah ini, kita perlu menaiki tangga kayu terlebih dahulu. Di dalamnya, tidak banyak bukti sejarah yang terlihat. Hanya terdapat beberapa lukisan Cut Meutia dan pahlawan Aceh lainnya Laksamana Malahayati dan Teuku Umar. Selain itu sejumlah foto sejarah para pemimpin pasukan Belanda dipajang di dinding rumah. Di dalam rumah yang mempunyai dua kamar Cut Nyak Meutia, kita tidak menemukan peninggalan sejarah selain foto dan rapa’i (alat musik Aceh). Karena barang-barang sejarah yang ada didalamnya belumlah lengkap. Meskipun begitu pengunjung akan di manjakan dengan beberapa peninggalan sejarah lainnya, seperti di pekarangannya itu terdapat Jeungki, jeungki sendiri adalah alat yang digunakan masyarakat Aceh untuk menumbuk padi dan juga untuk mengolah beras menjadi tepung. Di sekitar Rumah Cut Nyak Meutia yang beratapkan rumbia ini, ada tempat yang bernama Kroeng (Karung) yang gunanya untuk menyimpan padi, sejenis lumbung. Jumlahnya ada tiga buah, dan ketiganya berada di sisi kanan halaman. Di samping jeungki, tampak balai berukuran lebih kurang 3×4 meter yang biasanya dipergunakan untuk tempat berkumpul, ajang silaturahmi, dan tempat bersantai untuk masyarakat Aceh. Jika anda melihat ke sekeliling pekarangan rumah ini, anda bisa menemukan adanya prasasti dan monumen yang menorehkan sejarah perjuangan Cut Nyak Meutia. Begitulah pemandangan di halaman rumah Cut Meutia. Rumah Cut Nyak Meutia ini selalu ramai di datangi para pengunjung yang datang dari wilayah sekitar dan dari wilayah lainnya. Pengunjung yang datang juga beragam, mulai dari anak-anak, muda-mudi, orang dewasa, bahkan orang-orang tua juga datang berkunjung kerumah Cut Nyak Meutia ini.